Corn snakes dan cara menernakkannya
Corn snakes adalah salah satu jenis ular yang cocok untuk pemula. Selain
mudah dipelihara, corn snake juga punya pola & warna warna yang menarik. Jenis ular ini tidak rewel dengan tempat tinggal mereka, mereka cukup bisa
menerima lingkungan yang baru bagi mereka. Tapi ada baiknya menyediakan tempat
tinggal yang layak untuk corn snakes. Corn snakes tidak membutuhkan ruang yang luas untuk hidup. Mereka cenderung
agoraphobic (takut berada dalam ruang terbuka). Akan sangat baik untuk
menyimpan bayi corn snake di kotak kecil yang diberi lubang udara. Saat mereka mulai tumbuh, corn snake bisa
dipindahkan pada terarium yang lebih besar. Tingkatkan ukuran luas habitat corn
snakes secara bertahap. Buat kandang corn snake sedemikian rupa hingga tidak
ada celah untuk kabur karena corn snake gampang lepas.
Substrat (alas untuk kandang) juga diperlukan. Ada beberapa macam substrat
yang bisa digunakan. Jangan gunakan serutan kayu soalnya bisa menyebabkan
gangguan pernafasan. Pakai saja kertas koran bekas.
Seperti ular lain, corn snake tidak bisa memproduksi panas tubuhnya sendiri.
Mereka bergantung pada lingkungannya untuk menaikkan atau menurunkan suhu
tubuhnya. Jadi pemanas sangat diperlukan dalam kandang corn snakes. Sistem pemanasan yang buruk akan menimbulkan masalah pencernaan dan juga
kekebalan tubuh. Corn snakes setidaknya perlu satu area dimana mereka bisa
menghangatkan tubuh. Suhu di dalam kandang yang ideal adalah sekitar 21 sampai
29°C, dan ada banyak cara untuk mencapai suhu ini. Tapi yang pasti jangan
sampai badan ular tersentuh langsung oleh sumber panas. Jangan pernah lupa untuk menyediakan tempat bersembunyi. Ini berfungsi untuk
memberikan rasa aman pada corn snake. Tempat bersembunyi harus cukup besar
supaya ular bisa melingkar di dalamnya. Jangan berikan tempat bersembunyi yang
terlalu besar hingga corn snake bisa merasa aman bersembunyi di dalamnya. Di
toko toko yang menjual reptil biasanya juga menyediakan tempat bersembunyi yang
bagus. Terakhir, jangan lupa sediakan juga cabang kayu kecil supaya corn snake
bisa merayap & bertengger di kayu.
Mengembang biakan Corn snake
Corn snake sudah terkenal dengan ukuran tubuhnya yang imut, sisik yang
cantik dan berwarna-warni. Ular manis yang satu ini sangat digemari oleh
berbagai kalangan, bahkan tak jarang mereka yang tidak menyukai ular akan
merasa gemas pada simungil ini.
Corn snake di Indonesia bukan binatang eksotis yang umum dengan pasaran yang
masih lumayan tinggi, sehingga timbulah dari beberapa hobbyist keinginan untuk
mengembang biakan ular koleksi mereka. Mengembang biakan corn snake termasuk
hal yang sangat mudah dibanding dengan pengembang biakan ular jenis lain
seperti boa constrictor. Akan tetapi, sebelum kita melangkah jauh pada
topik mengemang biakan corn snake, ada hal-hal penting yang harus
dipertimbangkan dengan matang.
Apakah anda benar-benar ingin mengembang biakan corn snake anda?
1. Akan
dikemanakan bayi-bayi corn snake anda setelah menetas?
Apakah anda akan menjualnya? Jika benar apakah
anda telah memiliki pasaran untuk menjualnya? Jika tidak mungkin anda
akan bangkrut dengan biaya bulanan yang semakin membengkak dari waktu ke waktu,
tidak mustahil anda akan menjual bayi anda dengan harga yang sangat murah pada
akhirnya.
2. Apakah
anda sudah siap untuk memelihara sejumlah besar ular-ular yang akan anda
miliki? Harus diingat bahwa tanggung jawab anda akan semakin besar dengan
jumlah ular yang meningkat pesat, membersihkan begitu banyak kandang akan
sangat melelahkan dan mungkin anda akan merasa bosan dalam beberapa waktu.
3. Apakah
anda sudah menyiapkan dana untuk pakan dan kandang? Seekor corn snake
betina biasanya dapat menetaskan telur hingga 15 ekor, bayi-bayi tersebut akan
melahap kurang lebih 30 bayi tikus putih (pinkies) setiap minggunya. Sedangkan
bayi tikus putih sangat sulit didapat dipasaran, jangankan 30 ekor perminggu,
terkadang mencari lima ekorpun sudah sangat sulit.
4. Apakah
anda siap mempertaruhkan nyawa corn snake anda? Mengawinkan corn snake memiliki
beberapa resiko yang anda harus pahami.
Resiko dalam perkawinan dua induk corn snake:
1. Dystocia: lebih
dikenal dengan egg-binding, ini merupakan proses bertelur yang tidak normal.
Ketika bertelur induk betina membutuhkan energi yang sangat banyak. Jika
keadaan induk betina tidak prima, bisa dipastikan akan berbahaya bagi
kesehatannya dan dapat menyebabkan kematian.
2. Transfer
Disease: Dalam perkawinan dua induk tidak jarang terjadi
pemindahan penyakit antara keduanya. Terkadang ular membawa pathogen yang tidak
berbahaya bagi dirinya tapi dapat membahayakan ular lain.
3. Kanibalisme: Walau
sangat jarang terjadi, salah satu induk mungkin membunuh dan memakan induk
lainnya.
Bukanlah maksud hati untuk mengurungkan niat anda, tapi anda harus sadari
bahwa anda akan memiliki tanggung jawab yang lumayan besar bersamaan dengan
berkembangnya koleksi anda nanti.
Jika anda masih bersikeras untuk mengembang biakan corn snake anda, silahkan
membaca lebih lanjut.
Tahap-Tahap Breeding Corn Snake
1. Pre-Breeding Conditions:
Yang perlu anda ingat sebelum anda memulai adalah memastikan kedua ular
induk dalam kondisi prima, tidak sakit dengan berat badan yang sesuai. Kondisi
kesehatan yang kurang baik pada induk bisa menimbulkan komplikasi pada induk betina
dan telur-terlunya. Terlebih lagi jika anda meletakkan ular yang sakit pada
masa hibernasi kondisi ular akan sangat cepat memburuk dan bisa berakibat
fatal. Induk betina dengan kondisi tidak sehat sering ditemukan mati pada masa
kehamilan atau masa bertelur.
Timbanglah Ular: Sebelum memulai proses hibernasi,
timbanglah ular terlebih dahulu karena ular akan mengalami pengurangan berat
badan hingga beberapa gram.
Over Feeding: Anda bisa memberinya makanan dengan
ukuran lebih besar daripada biasanya dan lebih sering. Lakukan “over feeding”
ini dalam waktu kurang lebih enam bulan sebelum hibernasi.
Kosongkan perut ular: Sebelum anda memulai proses
hibernasi, pastikan bahwa perut kedua induk ular dalam keadaan kosong.
2. Brumation:
Corn snake adalah reptil yang berasal dari Negara dengan empat musim, salah
satu hal yang pasti dilakukan corn snake selama musim dingin adalah hibernasi,
istilah hibenarsi untuk reptil lebih tepat disebut dengan “Brumation”.
Waktu yang terbaik adalah setelah musim hibernasi, tentu saja awal
spring. Tapi berhubung Indonesia hanya memiliki dua iklim anda dapat
memanipulasi brumation ini dengan permainan suhu. Beberapa breeder reptile
tidak melakukan brumation atau menghibernasikan hewan mereka sebelum proses
perkawinan. Tapi sangat dianjurkan untuk melakukan brumation karena pada
spesies tertentu, induk pria yang telah menjalani proses penurunan suhu lebih
fertil (subur) dari pada ular yang tidak menjalani proses penurunan suhu,
begitu pula pada induk betina yang telah mengalami proses penurunan suhu mampu
memproduksi telur yang lebih baik dari pada yang tidak
Pre CoolingPre Cooling adalah penurusan suhu berkala
untuk proses brumation hingga suhu 50F/32C selama satu bulan. Proses
penurunan suhu ini akan memakan waktu 2,5 hingga 3 bulan
- Aturlah suhu Pre Cooling sekitar 65F/47C s/d 70F/52C
kurang lebih selama lima hingga tujuh hari.
- Kemudian aturlah suhu diantara 55F/37C hingga 60F/42C selama sekitar
satu bulan.
- Atur kembali suhu 50F/32C dalam jangka waktu satu hingga dua bulan
Pengurangan suhu yang secara perlahan tersebut sangat diperlukan untuk
menghindari kejutan suhu pada tubuh ular untuk proses brumation. Tanpa proses
penurunan suhu yang berskala dan tepat dapat mengakibatkan banyak komplikasi
pada induk ular.
After Cooling:
Setelah suhu kandang munurun hingga 50F selama satu bulan, anda harus
kembali menaikan suhu dengan tahapan terbalik. Atur suhu pada 65F-70F kurang
lebih 5 hingga 7 hari, lalu naikan suhu kandang kembali pada keadaan normal
seperti biasanya. Biarkan ular pada suhu normal selama dua hingga tiga hari
lalu berilah makan dalam jumlah kecil. Lima hari kemudian anda bisa mulai
memberi makan ular anda dalam jumlah dan jadwal seperti biasanya.
3. Mempertemukan Dua Induk:
Anda memiliki dua pilihan dalam mempertemukan dua induk:
1. Tunggulah
hingga induk betina berganti kulit sekali setelah brumation. Ini merupakan masa
perkembang biakan yang optimal karena sisik ular yang segar mengandung
pheromones yang dapat merangsang proses perkawinan.
2. Tunggulah
hingga induk betina telah 3 atau 4 kali makan setelah brumation. Mayoritas
breeder memilih cara ini karena lebih meyakinkan sebagai tolak ukur bahwa induk
betina telah benar-benar pulih dari proses brumation.
Pertemukan kedua induk jantan dan betina pada satu kandang. Berilah makan
sesuai dengan jadwal seperti biasanya, tapi harap diingat untuk memisahkan
mereka disaat pemberian makan.
Walaupun secara umumnya proses perkawinan terjadi pada malam hari, tak
jarang kedua induk kawin setelah shedding (mengganti kulit) atau setelah makan.
Anda bisa memisahkan kedua induk setelah beberapa kali kawin atau anda bisa
menunggu hingga perut induk betina mulai membengkak.
Setelah anda melihat pembengkakan pada perut induk betina, berilah dia pakan
yang lebih sering dan lebih banyak. Hal tersebut sangat penting untuk menjaga
kesehatan induk dan telurnya karena induk yang hamil membutuhkan asupan nutrisi
yang sangat banyak. Terlebih lagi dikarenakan induk akan mengalami banyak
penurunan berat badan.
4. Betina Bertelur:
Induk betina akan bertelur sekitar 20 hingga 30 hari setelah proses
perkawinan. Dalam waktu kurang lebih satu hingga dua minggu sebelum bertelur,
induk betina akan berganti kulit, setelah pergantian kulit ini induk betina
akan berhenti makan hingga bertelur.
Pada masa optimal ini anda harus menyiapkan wadah tambahan sebagai sarang
untuk bertelur bagi induk betina. Anda bisa menggunakan ember atau wadah
silinder plastik yang cukup besar untuk induk melingkarkan badanya seperti pada
posisi mengeram. Letakan wadah tersebut didalam kandang induk betina. Berilah
lubang pada sisi ember/wadah plastik sehingga sebagai jalan keluar masuk bagi
induk. Anda nanti akan sering melihat induk betina bersembunyi dalam sarang
terserbut dan menjulurkan kepala hingga batas lehernya saja keluar.
Isilah setengah penuh wadah sarang dengan medium atau lumut yang lembab,
biasa digunaka “peat moss”, “sphaghum moss” atau “vermiculite”. Medium ini akan
membantu telur-telur dari dehidrasi dan juga menjaga posisi telur agar tidak
bergulir ketika sang induk bergerak.
Pada umumnya induk betina akan bertelur pada wadah sarang tersebut, tapi tak
jarang induk betina bertelur pada posisi lain diluar sarang.
Jangan ganggu induk selama masa bertelur karena ini adalah masa yang sangat
stress bagi induk. Anda mungkin harus memindahkan induk sewaktu mengambil
telur, tapi biarkan si induk beristirahat selama dua hingga tiga jam setelah
dia selesai bertelur. Pada saat ini anda sebaiknya terus memberikan induk
betina dengan porsi makanan yang kecil demi menjaga nutrisi dan staminanya.
5. Pengeraman dan Penetasan:
Pisahkan Telur: Pisahkan telur dengan induknya. Usahakan
posisi telur tetap karena kemungkinan besar embrio ular dapat tenggelam jika
anda membaliknya.
Umumnya telur akan menempel satu sama lain, perhatikan warna dan corak dari
setiap telur. Telur yang sehat memiliki warna putih bersih, bentuknya bundar
dan halus. Telur yang buruk akan tampak kekuningan dan terasa lembab atau
basah. Jika anda tidak merasa yakin dalam membedakan antara telur yang subur
dengan yang tidak, tunggulah hingga beberapa telur membusuk. Pisahkan telur
yang baik dengan yang buruk untuk menghindari pembusukan menular. Telur yang
buruk biasanya sangat mudah untuk dipisahkan dengan telur yang lain, sedangkan
telur yang baik akan menempel erat. Jangan pernah pisahkan telur yang baik
karena pasti akan robek. Telur yang buruk kadang dapat dipisahkan dengan benang
flosh yang biasa dipakai untuk membersihkan sela gigi.
Beberapa breeder bersikeras bahwa telur yang buruk tidak membahayakan telur
yang baik, tapi tetap saja bau telur yang buruk sangat menyengat dan tidak
jarang kasus terjadi dimana telur yang buruk membusukkan semua telur yang baik.
Inkubasi dan Medium: Anda membutuhkan inkubasi yang
dapat anda beli atau anda buat sendiri, misalnya Hovabator incubator. Anda
dapat membuat home made incubator dengan pendingin sterofom (Styrofoam), pita
pemanas dan thermostat. Apakah anda pusing mendengarnya? Jangan kuatir karena
pada kenyataannya telur dapat menetas hampir disegala macam wadah dengan
pengaturan suhu dan kelembaban yang tepat. Menurut penelitian terkini,
pengaturan suhu dapat bervariasi sekitar 78F/60C s/d 80F/62C atau ada
kalanya ditemui penetasan dengan suhu 72F/54C s/d 90F/72. Variasi suhu yang
tidak terlampau jauh dari normal dapat menghasilkan produksi dengan jumlah
rasio jenis kelamin yang seimbang, jumlah yang lebih banyak dan hasil anakan
yang lebih kuat.
Gunakanlah medium yang dapat mempertahankan suhu dengan baik. Banyak orang
merekomendasikan “vermiculite” dan “perlite” sebagai medium eraman. Campurkan
kedua medium dengan air atau salah satunya saja juga cukup, rasio perbandingan
antara air dan medium adalah 4:3. Beberapa breeder lebih menyukai perbandingan
rasio 1:1. Pastikan saja kalau medium eraman lembab tapi jangan terlampau basah
. Wadah inkubasi anda membutuhkan lubang ventilasi untuk pergantian udara. Anda
bisa membuka wadah saja tanpa repot-repot membuat ventilasi. Tapi dengan
membuka wadah beresiko telur anda dimakan binatang pemangsa seperti tikus.
Letakan telur pada medium, ada yang meletakkannya begitu saja ada yang
menguburkannya setengah atau tiga perempat bagian. Meletakannya setengah
terkubur akan lebih baik karena telur dalam posisi yang paling aman. Sekali lagi,
berhati-hatilah agar posisi telur tidak terbalik waktu anda meletakannya,
karena bisa menyebabkan embrio dalam telur tenggelam.
Setelah 40 hingga 45 hari, mayoritas breeder akan menutup telur-telurnya
dengan Koran atau anduk kertas yang dibasahi sehingga terasa lembab. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kulit telur agar tetap lembut , sehingga penetasan akan
berjalan lebih mudah bagi bayi ular.
Hal yang paling dihindari adalah kehilangan telur-telur anda setelah proses
yang begitu panjang dan lama. Jadi pastikan kalau anda mengatur dua hal yang
sangat penting dengan tepat, yaitu temperatur dan tingkat kelembaban.
Suhu yang tinggi memang dapat mempercepat penetasan telur, tapi ini beresiko
lebih besar dalam kegagalan penetasan. Telur akan menetas sekitar 50 hingga 55
hari.
Penetasan:
Tibalah saat yang paling ditunggu, pada hari kelima puluh biasanya bayi ular
mulai memakan cairan dalam cangkangnya lalu mulai memotong cangkang dari dalam.
Akhirnya anda dapat melihat kepala kecil mulai keluar dan mengintip dunia untuk
pertama kalinya. Inilah saat yang paling menegangkan dan menggairahkan bagi
breeder.
Bantulah bayi-bayi ular anda dengan memotong cangkang lebih lebar sehingga
mereka lebih leluasa untuk keluar. Jika dalam waktu 24 jam ada telur yang tidak
juga mau menetas, irislah cangkang dengan pisau yang sangat tajam.
Berhati-hatilah agar tidak memotong bayi ular didalamnya. Biarkanlah ular
keluar dengan sendirinya.
Ketika bayi ular telah sempurna keluar dari cangkangnya, anda bisa mengangkatnya
dan meletakkan mereka diatas handuk yang bersih agar cairan yang menempel pada
yubuh bayi ular menyerap pada handuk. Setelah kering anda bisa mulai meletakkan
mereka pada kandang-kandang yang anda telah sediakan.
First time Feeding:
Bayi ular yang baru menetas akan mulai makan setelah pergantian kulit yang
pertama. Berilah pinkies padanya setiap tiga hingga empat hari. Frekuensi
pergantian kulit bayi corn snake memakan waktu empat hingga lima minggu sekali.
Seperti halnya ular dewasa, bayi corn snake akan mogok makan ketika tiba
saatnya untuk ganti kulit.
Jadi apakah anda sudah siap mencoba?
Referensi: http://beatboggy.blogspot.com/
http://www.satwaunik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar